PERAN FILM DAN FANPAGE FACEBOOK DALAM MEBANGUN KOMUNIKASI MASSA
PENDAHULUAN
Untuk mendefinisikan kata komunikasi sebenarnya tidaklah semudah kelihatannya. Orang dengan masing-masing latar belakangnya, bisa mendefisikan kata komunikasi dengan cara yang berbeda-beda. Menurut Sobur (2016) Simbol dalam “bahasa” komunikasi adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lain, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Karena itu kata komunikasi disini dipahami sebagai proses manusia merespon perilaku simbolik dari orang lain. Menurut Dani Vardiansyah (2004) ada 3 unsur dalam komunikasi pertama adalah usaha, kedua adalah penyampaian pesan, dan yang ketiga adanya umpan balik.
Bahasa, kata, gesture, tanda, merupakan bagian dari symbol yang digunakan manusia dalam mendefinisikan sesuatu atau menyampaikan sesuatu ke orang lain. Sehingga bagaimana bahasa, kata, gesture, tanda digunakan manusia adalah apa yang dipelajari dalam ilmu komunikasi, termasuk juga bagaimana implikasi yang muncul dari penggunaan berbagai symbol tersebut.
Komunikasi yang dilakukan manusia berjalan di berbagai level komunikasi. Mulai dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, hingga komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan level komunikasi terbesar, dimana cakupan sasaran komunikasinya bisa dikatakan terbanyak, orang yang terlibat didalamnya pun juga terbanyak. Komunikasi massa terdiri dari pesan-pesan yang ditransmisikan ke sasaran audience yang benyak dan tersebar luas, dengan menggunakan Koran, majalah,televisi, radio, dan internet, bahkan film. Sehingga bisa dikatakan, media-media yang digunakan dalam menyampaian pesan dalam komunikasi massa disebut sebagai media massa.
PEMBAHASAN
MEDIA MASSA DAN MEDIA SOSIAL
Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena paparan media. Disadari atau tidak, media dengan segala kontennya hadir menjadi bagian hidup manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, kehadiran media makin beragam dan berkembang. Awalnya komunikasi dalam media berjalan hanya searah, dalam arti penikmat media hanya bisa menikmati konten yang disajikan sumber media.
Namun seiring perkembangan jaman,orang awam sebagai penikmat mediatidak lagi hanya bisa menikmati kontendari media yang terpapar padanya,namun sudah bisa ikut serta mengisikonten di media tersebut. Muncul dan berkembangnya internet membawa cara komunikasi barudi masyarakat. Media sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi dimasyarakat saat ini.
Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja, tanpa harus tatap muka. Bahkan media social mampu meniadakan status sosial, yang sering kali sebagai penghambat komunikasi. Dengan hadirnya Twitter, Facebook, Google+ dan sejenisnya, orang-orang tanpa harus bertemu, bias saling berinteraksi. Jarak tak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Lama waktu terakhir bertemu pun juga tak lagi menjadi masalah. Dan karena kemudahan penggunaannya, hampir bisa dikatakan, siapa saja bisa mengakses dan memanfaatkan media sosial. Media sosial telah banyak merubah dunia. Memutar balikkan banyak pemikiran dan teori yang dimiliki.
Tingkatan atau level komunikasi melebur dalam satu wadah yang disebut jejaring sosial/mediasosial. Konsekuensi yang muncul pun juga wajib diwaspadai, dalam arti media sosial semakin membuka kesempatan tiap individu yang terlibat di dalam nyauntuk bebas mengeluarkan pendapatnya. Akan tetapi kendali diri harusnya juga dimiliki, agar kebebasan yang dimiliki juga tidak melanggarbatasan dan tidak menyinggung pihak lain.
New media merupakan media yang menawarkan digitisation, convergence, interactiviy, dan development of network terkait pembuatan pesan dan penyampaian pesannya. Kemampuanya menawarkan interaktifitas ini memungkinkan pengguna dari new media memiliki pilihan informasi apa yang dikonsumsi, sekaligus mengendalikan keluaran informasi yang dihasilkan serta melakukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Kemampuan menawarkan suatu interactivity inilah yang merupakan konsep sentral dari pemahaman tentang new media. Munculnya virtual reality, komunitas virtual identitas virtual merupakan fenomena yang banyak muncul seiring denegan hadirnya new media. Fenomena ini muncul karena new media memungkinkan penggunanya untuk menggunakan ruang seluas-luasnya di new media, memperluas jaringan seluas-luasnya, dan menunjukkan identitas yang laindengan yang dimiliki pengguna tersebut di dunia nyata. Sebutan media baru/new mediaini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan kerakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini. Media seperti televisi, radio, majalah, koran digolongkan menjadi media lama/old media, dan media internet yang mengandung muatan interaktif digolongkan sebagai media baru/ new media. Sehingga pengistilahan ini bukan lah berarti kemudian media lama menjadi hilang digantikan media baru, namun ini merupakan pengistilahan untukmenggambarkan karakteristik yang muncul saja. Media sosial/social media atau yang dikenal juga dengan jejaring social merupakan bagian dari media baru. Jelas kiranya bahwa muatan interaktif dalam media baru sangatlah tinggi. Ardianto dalam buku Komunikasi 2.0 mengungkapkan, bahwa media sosial online, disebut jejaring social online bukan media massa online karena media sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang berkembang di masyarakat. Penggalangan dukungan atau gerakan massa bisa terbentuk karena kekuatan media online karena apa yang ada didalam media sosial, terbukti mampu membentuk opini, sikap dan perilaku publik atau masyarakat. Fenomena media sosial ini bisa dilihat dari kasus Basuki Tjahya Purnama dalam kasus penistaan agama. Inilah alasan mengapa media ini disebut media sosial bukan media massa.
OPINI PUBLIK
Opini publik adalah penilaian sosial mengenai suatu masalah yang penting dan berarti, berdasarkan proses pertukaran-pertukaran yang sadar dan rasional oleh khalayaknya. Elizabeth Noelle-Neumann dalam bukunya yang berjudul Return to the Concept of Powerful Mass Media, opini publik adalah sikap atau perilaku yang harus diungkapkan seseorang kepada publik jika orang tersebut tidak mengasingkan dirinya sendiri; dalam bidang yang menimbulkan pertentangan atau perubahan, opini publik adalah sikap-sikap yang diungkapkan seseorang tanpa membahayakan pengasingan dirinya sendiri. Dengan kata lain, opini publik adalah suatu pemahaman pada sebagian orang dalam komunitas yang terus menerus menaruh perhatian terhadap beberapa pengaruh atau masalah yang sarat nilai dimana baik individu maupun pemerintah harus menghargainya paling tidak berkompromi berupa perilaku terbuka berdasarkan ancaman untuk dikeluarkan atau diasingkan dari masyarakat.
Analisis fanpage “Thenewbikingregetan” dalam hubungan nya pada ilmu komunikasi menurut saya adalah;
"Cerita Viral Driver Ojek Online yang Dihipnotis dan Motornya Diambil"
Dari informasi yang di angkat pada fanpage “Thenewbikingregetan” ini dengan cepat banyak orang atau kelompok yang ikut membantu pencarian motor Driver Ojek Online yang hilang karna di hipnotis ini, dan dengan cepat juga tim dari “Thenewbikingregetan” merespon apa yang terjadi pada masyarakat setelah informasi ini di angkat oleh mereka. Pada sampai akhirnya tim “Thenewbikingregetan” memberikan donasi motor baru untuk Driver Ojek Online ini. Ini menunjukan bahwa komunikasi massa yang di lakukan oleh “Thenewbikingregetan” tepat sasaran sampai akhirnya banyak orang/kelompok yang ingin memberikan donasi kepada Driver Ojek Online tersebut. Menurut Sastropoetro (1987) menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang. Dengan demikian, opini publik terbentuk melalui suatu kegiatan berupa debat pembicaraan, atau pertukaran informasi antara individi-individu yang berada dalam suatu kelompok.
FILM
Sebuah film yang juga secara sifat menjadi bagian dari komunikasi massa. Menurut Nurudin (2007) paradigmanya, alat komunikasi massa dibagi menjadi dua jenis yaitu paradigma lama (film, surat kabar, majalah, tabloid, buku, radio, televisi, kaset/CD) dan paradigma baru (surat kabar, majalah, tabloid, internet, radio, televisi).
Film sebagai media komunikasi massa memang tidak lepas dari hubungan antara film dan masyarakat itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Oey Hong Lee yakni, “film sebagai alat komunikasi massa kedua yang muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. Ini berarti bahwa dari permulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya.
Film lahir di penghujung abad ke-19 sebagai bentuk dari perkembangan teknologi yang diciptakan oleh Thomas Alva Edison dan Lumiere Bersaudara yang kemudian disebut gambar bergerak (motion picture) alias film. Film juga semakin mengekalkan apa yang telah dilakukan manusia selama beribu-ribu tahun, yakni menyampaikan kisah, yang diceritakan tentu saja perihal kehidupan.
Analisis film “The Karate Kid” dalam hubungan nya pada ilmu komunikasi menurut saya adalah;
“Kung Fu ada di sekitar kita, ShalDre. Ada di bagaimana memakai jaket dan melepaskan jaket. dan Ada di bagaimana cara memperlakukan orang. Semuanya adalah Kung Fu.”
Pada sebagian dialog yang dikatakan oleh Mr. Han ini bisa saya artikan sebagai bagian dari ilmu komunikasi, karna pada dasarnya sama seperti yang Dani Vardiansyah (2004) paparkan, yaitu ada 3 unsur dalam komunikasi pertama adalah usaha, kedua adalah penyampaian pesan, dan yang ketiga adanya umpan balik. Dan memang komunikasi itu selalu ada di keseharian kehidupan manusia. Dari cara kita berinteraksi dengan seseorang kita pun bisa mengukur harus bagaimana memperlakukan seseorang itu supaya pesan yang ingin kita sampaikan bisa tepat sasaran.
“Diam dan tidak berbuat apa-apa adalah dua hal yang berbeda”
Pada kutipan dialog yang di katakana oleh Mr. Han pun ada maksud/tujuan komunikasi yang kalua saya artikan sendiri adalah ketika kita diam untuk mengambil sikap untuk menahan sesuatu yang nantinya bisa lebih besar lagi itupun bagian dari cara berkomunikasi pada diri sendiri. Dan ketika anda tidak berbuat apa-apa itu menandakan bahwa anda tidak merespon dengan bai kapa yang sedang berlangsung, ini menitik beratkan kepada sikap kita berkomunikasi yang buruk.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa peran fanpage "Thenewbikingeregetan" sangatlah masif dalam menyampaikan sebuah informasi kepada massa, dan pada film "The Karate Kid" dapat kita simpulkan bahwa cara kita berkomunikasi mencerminkan dari mana kita berasal dan semua simbol komunikasi yang berbeda bukanlah sebuah gangguan yang berarti untuk bisa menyampaikan pesan kepada seseorang atau kelompok massa.
DAFTAR PUSTAKA
Vardiansyah, D. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ke-1. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sobur, & Alex, (2006). Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Aspikom, (2011). Komunikasi 2.0, Yogyakarya: Mata Padi Pressindo.
Sastropoetro, Santoso. (1987). Pendapat Publik, Pendapat Umum, dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial., Bandung: Remadja Karya.
Nurdin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
0 comments:
Posting Komentar